Oleh : Redy Mahardika
Seorang bapak sedang minghitung Ubur-Ubur |
Seorang anak mengangkat Ubur-Ubur |
Setiap tahunnya Ubur-ubur akan timbul
dipermukaan laut dan jumlahnya cukup banyak. Ubur-Ubur / jelly fish (Aurelia) adalah salah satu jenis spesies hewan yang hidupnya di laut lepas memiliki ciri-ciri khas yaitu berbadan lunak seperti jelly.
Ubur-ubur adalah salah satu makanan favourit bagi penyu belimbing / letherback (Dermochelys coriacea).
Di akhir Bulan ke-2 (Februari) Tahun 2012 ini tepatnya dihari Selasa, pada tanggal 28 bertempat di kawasan pesisir Desa Temajuk, Kecamatan Paloh,
Provinsi Kalimantan Barat, ubur-ubur mulai bermunculan di permukaan laut. Binatang laut yang berciri khas
bertubuh lunak serta memiliki tubuh yang transparan ini berlimpah
hingga tak
terhitung jumlahnya.
Kehadiran
ubur-ubur yang berlimpah ini oleh penduduk setempat disebut sebagai musim
ubur-ubur karena dalam satu Tahun hanya terjadi satu kali yaitu dari akhir bulan
Februari hingga Mei. Seiring datangnya musim ubur-ubur merupakan suatu berkah
bagi masyarakat Temajuk sehingga oleh masyarakat setempat dimanfaatkan untuk
menambah sumber penghasilan mereka.
Dengan menggunakan salah satu
transportasi air
seperti perahu yang rata-rata berukuran sekitar : panjang 7m, lebar 1,5m,
tinggi 1m dan dibantu dengan mesin tempele rata-rata berukuran 15PK yang gunanya untuk mempermudahkan
masyarakat mengadakan perburuan, ditambah lagi dengan menggunakan alat tangkap
yang dirancang khusus oleh penduduk setempat dengan model pengait seperti mata kail yang
berukuran besar,
terbuat dari besi yang diikatkan diujung sebuah tongkat dari kayu atau bambu dengan ukuran panjang sekitar 2 meter. Fungsi alat tersebut gunanya untuk mempermudah
masyarakat dalam proses menaikan ubur-ubur kedalam perahu.
Seperti Asep
dan Jojon mereka berdua adalah warga dari Dusun Setinggak Tawar, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten
Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, dengan jarak tempuh kurang lebih sekitar 40km
yang memakan waktu 3 hingga 4 jam (dari Dusun setinggak ke Desa Temajuk) tidak
mematahkan semangat 2 lelaki ini, mereka sengaja datang serta menginap di Desa Temajuk
guna mencari ubur-ubur untuk menambah income
mereka sehari-hari. Perharinya mereka bisa mengumpulkan minimal 150 hingga 300 ekor.
Ubur-Ubur / jelly fish ( Aurelia ) di Desa Temajuk perekornya dihargai mencapai 2000 rupiah untuk bagian
kepalanya saja dan 1000 rupiah untuk
harga kakinya saja. Besar kecilnya ukuran ubur-ubur tidak mempengaruhi nilai
ekonomisnya yang
lumayan cukup tinggi. Jadi jika dirupiahkan dengan harga jual yang telah ditentukan,
maka
perharinya Asep dan
Jojon bisa
mengantongi rupiah minimal sebesar 300ribu hingga 600ribu perhari.